Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Idul Adha, Mensucikan Diri hingga Kumpul Keluarga

Rachmad Faisal Harahap , Jurnalis-Minggu, 05 Oktober 2014 |08:03 WIB
Idul Adha, Mensucikan Diri hingga Kumpul Keluarga
Idul Adha tak hanya menyembelih, tapi bisa juga sebagai tali silaturahmi (Foto: dok. okezone)
A
A
A

JAKARTA - Selain Idul Fitri yang menyiratkan makna Hari Kemenangan, umat Islam juga merayakan hari raya Idul Adha. Salah satu kegiatan Idul Adha adalah menyembelih hewan kurban berupa kambing atau sapi.
 
Makna Idul Adha pun  berbeda-beda bagi tiap orang. Mulai dari mensucikan diri, hingga menjadi ajang kekeluargaan.
 
Menurut mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Idris Supriadi, Idul Adha bermakna mensucikan diri. Selain itu, menjadi momen untuk belajar ikhlas dan berusaha. 
 
"Terakhir saya merayakan Idul Adha bersama keluarga lima tahun yang lalu. Karena kedua orangtua saya di Banten, sedangkan saya kuliah di Jakarta. Hal inilah yang membuat saya menjadi belajar ikhlas, karena dari kecil sudah jauh dari orangtua," ujar Idris, saat berbincang dengan Okezone, belum lama ini.
 
Walaupun merayakan Idul Adha tidak bersama keluarga, Sarjana bidang olahraga rekreasi di UNJ itu merayakan hari istimewa ini dengan teman-teman kosnya.
 
"Biasanya kami dapat dapat daging kurban dari masjid. Lalu bikin sate bareng teman-teman kos, deh," ucapnya.
 
Sedangkan menurut mahasiswa fakultas ilmu keolahragaan jurusan olahraga rekreasi UNJ Rara Tresnainy, makna Idul Adha tidak terlalu berbeda dengan hari raya Idul Fitri. Baginya, ini adalah saatnya berkumpul bersama keluarga supaya tali silaturahmi teta terjalin.
 
"Semua hari raya besar tiap agama itu bagus dan tiap tahunnya harus dilaksanakan. Ibadah itu enggak boleh putus dan berkelanjutan," ungkap Rara.
 
Selain itu, mahasiswi semester lima itu melanjutkan, setiap Idul Adha dia pasti mengerjakan salat Id di masjid atau di lapangan. Kemudian, memotong kambing atau sapi di masjid dan membagikan dagingnya kepada orang yang tidak mampu.
 
Nah, saat berkumpul bersama keluarga, daging kurban tersebut dimasak oleh ibunya menjadi sate dan rendang.
 
"Kadang-kadang ibu saya juga membuat beef yakiniku kalau dapatnya daging sapi. Tapi kalau daging kambing, dibakar seperti sate karena enggak baik dimasak dengan santan bagi yang memiliki darah tinggi," imbuhnya. (fsl)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement